Minggu, 20 Februari 2011

hambatan pembangunan Gereja

Indonesia mempunyai 6 kepercayaan yang diakui apakah benar??

gue sebagai warga negara Indonesia merasa tidak demikian.. mengapa?? gue merasa hanya ada satu agama saja yang diakui oleh Indonesia. katanya bhineka Tungal Ika, tapi kenyataannya??

bukannya mau menyangkut tentang SARA, tapi ini cuma curhatan semata. jadi JANGAN DISALAH ARTIKAN UNTUK ADU DOMBA TENTANG SARA.

bukan cuma agama tapi ras, suku dan lain- lain masi dipermasalahkan di Indonesia. tapi di sini gue cuma pengen curhat tentang agama.

gue mulai dari memperkenalkan diri dulu. Gue adalah orang Indonesia asli tulen. emank gue keturunan cina, tapi gue lahir di Indonesia, dan gue otomatis adalah orang Indonesia donk, betul? tapi karena gue adalah keturunan cina, banyak orang pribumi(orang yang bnr2 asli keturunan Indo tanpa campuran) sering memojokan etnis yang bernasib seperti gue. entah apa yang mereka cemburukan. tapi yang jelas mereka merasa cemburu dengan etnis seperti gue. ga semua sih, itu terjadi kepada orang- orang pribumi yang tidak mempunyai pendidikan.

lanjut ke masalah Gereja. semua orang beriman pasti ingin menunaikan ibadahnya di tempat ibadah masing- masing. benar bukan? tentu saja seperti Islam ke Mesjid atau musholah, Kristen dan katholik ke gereja, hindu ke pura, budha dan khong fu cu ke klenteng dan vihara. nah, semakin banyaknya pertumbuhan yang terjadi di Indonesia, maka semakin banyak pula umat beragama yang bertambah. kita pun mempunyai hak untuk memilih satu diantara agama yang kita percayai, walaupun terkadang ada unsur paksaan.
di negara kita tercinta ini, bagi yang bukan beragama islam sangatlah susah untuk membangun tempat ibadah yang baru. padahal kita sebagai sesama umat beragama sama- sama mempunyai keinginan yang sama untuk beribadah. contohnya adalah gue. gereja di daerah gue mempunyai umat yang semakin bertambah banyak, otomatis gereja yang gue tempatin sekarang ini sudah melebihi kapasitasnya (overload) sampai- sampai kita harus beribadah di luar gereja, yang pasti hal itu membuat kondisi menjadi tidak konsen. nah, karena hal itu, maka di daerah gue ingin di bangun sebuah gereja lagi guna untuk menampung umat- umat lain yang ingin beribadah juga dengan fasilitas yang memadai sehingga bisa berkosentrasi pada ibadahnya. tapi apa yang terjadi?? sangatlah susah untuk membangun HANYA sebuah gereja.. dan dana yang digunakan pun menggunakan dana yang dikumpulkan dari umat kami sendiri yang sama- sama berkeinginan untuk mempunyai tempat ibadah yang layak.

sedangkan mereka yang menganut agama Islam sangatlah dimanjakan. mereka juga sama seperti kami, mereka mempunyai umat yang semakin lama semakin bertambah. Dan mereka dengan bebasnya membangun tempat peribadahan mereka. bukannya gue ga setuju, cuma apakah itu yang namanya adil? itu yang namanya bhineka Tunggal ika? itu yang namanya mengakui 6 kepercayaan?

perbedaan yang bisa gue lihat adalah Islam dengan mudahnya membangun tempat ibadah mereka dimana saja mereka mau. di sebelah rumah mereka, di pinggir jalan, di dekat pasar, di pegunungan. bahkan hanya berbeda beberapa meter saja bisa terdapat lebih dari tiga rumah ibadah. sedangkan untuk membangun sebuah gereja yang letaknyapun tidak berdekatan, amat teramat susah.

coba jika mereka ada di posisi kami. yang susah sekali untuk membangun tempat ibadah. apa yang akan mereka lakukan? membuat kerusuhan? demo? itu yang membuat image mereka jelek dimata gue. (ini diperuntukan bagi 'mereka' yang tidak berpendidikan)

Dan, perbedaan yang bisa gue liat adalah dana untuk membangun rumah ibadah. sekarang gue tanya siapa sih yang mempunyai kepentingan untuk membangun rumah ibadah? tentu saja kita yang ingin beribadah. kita dari organisasi tempat ibadah kita mungkin yang mengumpulkan dana, kita dari umat rmah ibadah yang mengumpulkan dana. Tempat Ibadah gue mengumpulkan dan dengan susah payah dari umat- umatnya yang mempunyai hasrat ingin membangun tempat ibadah yang layak. Dana itu dikumpulkan dari umat- umat ataupun penggalangan dana secara sosial dan sumbangan- sumbangan dari para umat.


Darimana umat Islam mendapatkan dananya untuk membangun begitu banyak rumah ibadah mereka?
yang gue tau adalah mereka sama seperti pengemis yang meminta- minta dijalanan. yang meminta belas kasihan orang lain tanpa melakukan kegiatan apa- apa. dan kadang mereka meminta dengan cara kekerasan dan paksaan. pernah gue lewat di depan mesjid yang sedang dibangun dan ada kegiatan meminta sumbangan seperti itu, ketika gue ga kasi, mereka malah seperti memaksa dan sedikit memaki.

salah satu plang yang dipasang diperempatan lampu merah

Apa gunanya rumah ibadah yang begitu suci tapi dibangun dari hasil mengemis dipinggir jalan? menurut gue malah Allah tidak menghendaki yang seperti itu. mereka meminta- minta di perempatan lampu merah, pernah gue temui mereka meminta- minta di bus umum yang caranya sama dengan anak- anak jalanan yang meminta belas kasihan.

sedangkan rumah ibadah ditempat gue, ga merepotkan umat beragama lainnya. kami tidak mengemis kepada kalian. kami tidak membuat onar. malah dengan bertambahnya gereja, akan membuka lapangan pekerjaan dan ladang pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar yang tinggal disana.

so, bagaimana agar kami bisa membangun tempat ibadah kami???

semua tulisan diatas murni pendapat gue. tidak ada pihak yang ikut campur. dan jangan diartikan sebagai adu domba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar